PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kayu merupakan hasil hutan yang
mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat
ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan
dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan
tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri
pengolahan kayu sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih
jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi
juga dapat dipilih kemungkinan penggantian oleh jenis kayu lainnya apabila
jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal.
Kayu berasal dari berbagai jenis
pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda-beda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat
yang berbeda-beda. Dari sekian banyak
sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain, ada beberapa sifat yang umum
terdapat pada semua jenis kayu yaitu :
1.
Kayu tersusun dari sel-sel yang
memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa
kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta lignin (non
karbohidrat).
2.
Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3.
Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau
melepaskan kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu
udara disekelilingnya.
4.
Kayu dapat diserang oleh hama dan
penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan kering.
Kayu
memiliki sifat fisis dan mekanis kayu diantaranya ialah:
1.
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah kekuatan kayu
untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam kekuatan tarik yaitu :
a.
Kekuatan tarik sejajar arah serat
dan
b.
Kekuatan tarik tegak lurus arah
serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu
ialah kekuatan tarik sejajar arah serat.
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan
tarik sejajar arah serat.
2.
Kekuatan tekan / Kompresi
Kekuatan tekan/kompresi adalah
kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban. Terdapat 2 (dua) macam kekuatan tekan
yaitu :
- Kekuatan tekan sejajar arah serat dan
- Kekuatan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua
kayu, kekuatan tegak lurus serat lebih kecil daripada kekuatan kompresi sejajar
arah serat.
3.
Kekuatan Geser
Kekuatan geser adalah kemampuan kayu
untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser
dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3
(tiga) macam kekuatan yaitu :
- Kekuatan geser sejajar arah serat
- Kekuatan geser tegak lurus arah serat dan
- Kekuatan geser miring
Kekuatan
geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada kekuatan geser sejajar arah
serat.
4.
Kekuatan lengkung (lentur)
Kekuatan lengkung/lentur adalah
kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk
menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam kekuatan yaitu :
- Kekuatan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu
menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
- Kekuatan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu
menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.
5.
Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk
menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus
elastisitas.
6.
Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk
menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan
atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional
serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
- Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu
untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi).
Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang
ketahanan terhadap pengausan kayu.
- Kekuatan
Belah
Kekuatan belah adalah kemampuan kayu
untuk menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Sifat kekuatan belah yang rendah sangat baik
dalam pembuatan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya kekuatan belah yang tinggi
sangat baik untuk pembuatan ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah
dibelah sepanjang jari-jari (arah radial) dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk
menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya dinyatakan dalam
kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sifat mekanik kayu secara garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
- Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu,
kelembaban lingkungan, pembebanan dan cacat yang disebabkan oleh jamur
atau serangga perusak kayu.
- Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata
kayu, serat miring dsb.
PEMBAHASAN
Kekuatan Geser Kayu
Kuat geser
kayu adalah kemampuan kayu menahan gaya-gaya yang akan mengakibatkan terjadinya
pergeseran atau tergelincirnya suatu bahagian kayu dari bahagian lain pada kayu
tersebut. Kuat geser biasanya lebih diperhatikan pada pasangan konstruksi seperti
balok tarik konstruksi kuda-kuda karena yang menahan beban pada suatu balok
melintang yang ditekan adalah ikatan balok tersebut, jika disambung maka harus
diperhatikan sambungan balok yang dibuat.Pergeseran dapat terjadi apabila pada
penyambungan balok , beban yang ditahan merata oleh balok sehingga balok
cenderung melendut sehingga batang aikan
tertarik satu sama lainnya.
Kuat geser maksimum adalah besarnya gaya
yang dapat di tahan benda uji sampai maksimum (putus) dalam satuan tertentu di
bagi dengan luas penampang pada bagian uji. Syarat
pengujian kekuatan geser kayu adalah
1.ukuran dan bentuk benda uji harus
memenuhi ketentuan
2)
ketelitian ukuran penampang benda uji ± 0,25 mm;
3)
pengujian dilakukan pada bidang tangensial dan bidang radial;
4) kadar air kayu maksimum 20%
Terdapat 4 (empat) macam kekuatan geser yaitu :
a) Kekuatan geser sejajar arah serat, yaitu gaya
geser dan bidang geser sejajar dengan arah serat
b) Kekuatan geser tegak lurus arah serat, yaitu gaya
geser memotong arah serat, dan bidang geseran tegak lurus dengan serat.
c) Kekuatan geser miring, yaitu gaya geser sejajar
arah serat, tetapi karena seratnya miring, maka geserannya seolah-olah miring
serat.
d) Kekuatan antar serat, yaitu
serat cenderung digeser satu sama lain (bidang geserannya sejajar dengan arah
serat)
Kekuatan geser tegak lurus serat
jauh lebih besar dari pada kekuatan geser sejajar arah serat.
Kelenturan (Kekuatan Lengkung)
Kelenturan kayu adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau
untuk menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban pukulan yang harus
dipikul oleh kayu tersebut. Dalam pembahasan laporan ini mencakup
mengenai elastisitas kayu, batas ketahanan kayu dan hubungan beban dengan defleksi.
Hasil akhirnya akan didapatkan nilai MOR (Modulus of Rupture) dan MOE (Modulus of Elastic) dari data pengamatan yang dilakukan.
Kayu juga tahan
terhadap gaya yang berusaha melengkungkan kayu dengan satu kali tekanan secara
terus menerus atau berkali-kali (secara mendadak, seperti pukulan). Modulus elastisitas merupakan ukuran
kemampuan kayu menahan perubahan bentuk atau lentur yang terjadi sampai batas proporsi. Semakin
besar beban yang diberikan semakin besar tegangan yang yang timbul dan perubahan bentuk yang terjadi
sampai batas proporsi. Hubungan regangan dan tegangan membentuk garis lurus.
Batas bidang proporsi itu adalah bila beban yang bekerja dilepaskan benda akan kembali ke bentuk
semula .
Sifat
mekanika kayu terdiri dari kekuatan tarik, kekuatan tekan/kompressi, kekuatan
geser, kekuatan lengkung (lentur), kekakuan, keuletan, kekerasan, dan kekuatan
belah. Dalam laporan ini, percobaan yang dilakukan khusus mengenai kekuatan
lengkung (lentur).
Kekuatan
lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban
pukulan.
Terdapat
2 (dua) macam kekuatan yaitu :
a. Kekuatan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan
gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan.
b. Kekuatan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan
gaya yang mengenainya secara mendadak, misalnya pukulan.
Dengan mengetahui sifat-sifat
mekanik kayu, kita dapat memastikan fungsi
spesifik dari suatu bahan dan kita bisa mengetahui bahan tersebut cocok
digunakan untuk bidang tertentu. Karena setiap bahan memiliki sifat-sifat
mekanik dan fisik yang berbeda maka pengetahuan tentang sifat-sifat ini adalah
hal yang mutlak untuk diketahui.
MOE dapat dihitung berdasarkan uji kekuatan
lengkung. Untuk mengerjakan gelagar diberi beban sedang dan defleksinya diukur.
Dari data ini MOE dapat dihitung dengan menggunakan hubungan antara MOE, ukuran
gelagar, bentangan, beban dan defleksinya. Cara ini umum untuk menentukan MOE
kayu utuh, partikel dan produk-produk serat. Ini merupakan pengujian yang lebih
sederhana yang dapat dilakukan dan lebih dekat hubungannya dengan kebanyakan
situasi dari MOE yang
ditentukan dari uji tarik dan tekan. MOE dapat
dihitung sebagai berikut:
MOE = 3 PL /48 ID
Dimana :
P = beban (pon) L = bentangan (in)
I = momen inersia (in4) D = defleksi
ditengah bentang (in)
Kekuatan lengkung kayu utuh dan
produk-produk asal kayu biasanya dinyatakan dalam istilah modulus patah (MOR).
I dihitung dari beban maksimum (beban patah) dalam uji kekuatan lengkung,
dengan menggunakan cara pengujian yang sama seperti untuk menentukan MOE.
Perhitungan MOR penampang persegi sebagai berikut :
MOR = 1.5 PL/db2 psi
Dimana
P = beban maksimum atau beban patah (pon)
L = bentangan penyangga (in) b = lebar gelagar (in)
d = tebal gelagar (in)
PENUTUP
Kesimpulan
Kekuatan geser adalah kemampuan kayu
untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut turut bergeser
dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga) macam kekuatan yaitu :
a) Kekuatan geser sejajar arah serat
b) Kekuatan geser tegak lurus arah serat dan
c) Kekuatan geser miring
Kekuatan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari
pada kekuatan geser sejajar arah serat.
Kekuatan lengkung (lentur)
Kekuatan lengkung/lentur adalah
kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk
menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat 2 (dua) macam kekuatan
yaitu :
a) Kekuatan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara perlahan-lahan.
b) Kekuatan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartasujana, I. dan Martasujaya, A. 1979. “Kayu
Perdagangan Indonesia, Sifat dan
Kegunaannya.” Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Departemen Pertanian. Bogor.
Martasujaya, A. dan Kartasujana, I. 1977. “Ciri
Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis-jenis Kayu Indonesia.” Publikasi Khusus No.
41. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Departemen Pertanian. Bogor.
Prayitno, T.A. 1996. “Perekatan Kayu”. Fakultas
Kehutanan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Sadji.
1985. “Konstruksi Kayu II”. Diktat Kuliah, Fak. Teknik Sipil dan
Perencanaan, ITS. Surabaya.
Terima kasih infonya bermanfaat Jzkallah :)
BalasHapus